PEKANBARU - Program Bank Sampah yang digagas Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Pekanbaru kini jadi percontohan pengelolaan sampah bagi daerah luar. hal ini terbukti dengan adanya kunjungan dari Pemerintah Kabupaten Sleman beberapa waktu lalu dalam rangka pelaksanaan program pengelolaan sampah.
Dalam kunjungannya, saat itu jajaran Pemkab Sleman disambut langsung oleh Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Pekanbaru, Ingot Ahmad Hutasuhut yang di dampingi oleh Kabid Pertamanan, Langgeng Wahyudi dan Pengendali Dampak Lingkungan, Rima Septisia di Ruang Rapat DLHK lantai 2.
Dalam diskusinya bersama Pemkab Sleman, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Pekanbaru, Ingot Ahmad Hutasuhut mengatakan, saat ini sebagian besar sampah yang masuk ke TPA Muara Fajar Pekanbaru berasal dari rumah tangga.
Oleh karena itu, selain upaya mengurangi dan mengelola sampah dari pemerintah, sudah seyogianya partisipasi masyarakat dalam mengelola sampah harus bisa dilakukan lebih masif. Salah satu bentuk partisipasi masyarakat yaitu melalui Tempat Pengolah Sampah prinsip 3R (reduce, reuse, recycle) atau TPS 3R yang dikelola oleh Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM).
"Salah satu contoh baik dari pemberdayaan peran TPS 3R di masyarakat dalam upaya mengelola sampah adalah dengan adanya program Bank Sampah yang menjadi percontohan di Kota Pekabaru," ujar Ingot, Kamis (22/2/2024).
Lebih lanjut disampaikan Plt Kepala DInas LHK Pekanbaru, pihaknya menyambut baik hal tersebut, pihaknya juga mengucapkan terimakasih kepada rombongan Pemerintah Kabupaten Sleman telah memilih Pekanbaru sebagai objek kunjungan.
"Teman-teman dari Kabupaten Sleman datang ke sini untuk melihat apa yang sudah kita lakukan, terutama tentang pengelolaan TPS yang ada di Kota Pekanbaru. Karena mereka juga akan membuat TPS di Sleman, mudah mudahan apa yang kami lakukan di sini juga bisa diterapkan di Sleman," ucapnya.
Selain itu, Ingot juga menyampaikan kegiatan tersebut bisa saling mengisi kekurangan serta kelebihan masing-masing daerah baik Kabupaten Sleman maupun Kota Pekanbaru.
"Dari Kabupaten Sleman sudah memberikan inovasi pengolahan sampah yang dilakukan di sana, kami juga tertarik untuk belajar ke sana sehingga nanti apa yang kurang di Pekanbaru bisa kita tambahkan dengan apa yang sudah dilakukan oleh Kabupaten Sleman," imbuhnya
Lanjut, pihaknya berharap melaui studi komparasi tersebut bisa bersama sama bersinergi dalam penanganan masalah sampah guna membangun wilayah agar menjadi contoh untuk wilayah lain.
"Semoga sinergitas ini berlanjut sehingga kita bisa memiliki pola dan mekanisme dalam pengelolaan sampah skala kabupaten/kota yang memang bisa dijadikan contoh bagi masyarakat kita di Indonesia," harapnya. (adv)