Harga Emas Naik di Tengah Gejolak Konflik Timur Tengah

Harga Emas Naik di Tengah Gejolak Konflik Timur Tengah

Pekanbaru - Harga emas naik tipis pada Rabu (21/2/2024) karena konflik Timur Tengah meningkatkan permintaan safe haven di tengah risalah pertemuan bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed). 

Harga emas di pasar spot ditutup naik 0,1% menjadi US$ 2.026 per ons setelah sempat menguat ke level tertinggi sejak 9 Februari pada awal sesi. Sedangkan harga emas berjangka AS ditutup melemah 0,3% pada US$ 2.034.

“Ketegangan akibat perang Israel-Hamas berdampak pada pasar emas,” kata analis di Kitco Metal, Jim Wyckoff dikutip CNBC International.

Kelompok Houthi yang didukung Iran terus melakukan serangan pada jalur pelayaran di Laut Merah dan Selat Bab al-Mandab. Setidaknya empat kapal terkena serangan drone dan rudal sejak Jumat pekan lalu. Emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian ekonomi dan geopolitik. 

Sementara suku bunga lebih tinggi mengurangi daya tarik untuk memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Di sisi lain, risalah pertemuan terbaru The Fed Januari mengurangi harapan penurunan suku bunga lebih awal. Sebagian besar pengambil kebijakan khawatir risiko pemotongan suku bunga yang terlalu cepat, berdampak pada ketidakpastian ekonomi. 

“The Fed tidak akan menurunkan atau menaikkan suku bunga, sehingga berpotensi mendongkrak harga emas,” kata analis pasar RJO Futures, Daniel Pavilonis.

Menurut mayoritas ekonom yang disurvei Reuters, The Fed kemungkinan akan menurunkan suku bunga pada Juni, lebih lambat dari proyeksi awal Maret. 

Sementara indeks dolar melemah, menjadikan emas batangan yang dihargakan dalam greenback lebih menarik bagi pembeli luar AS.

Platinum turun 2% pada US$ 882,76 per ons, paladium turun 2,8% menjadi US$ 947,85 per ons, dan perak turun 0,3% jadi US$ 22,92 per ons.

Berita Lainnya

Index