Kapolri: Anugerah Adat 'Ingatan Budi' Amanah Moral untuk Pengabdian Terbaik

Sabtu, 12 Juli 2025 | 14:35:00 WIB

PEKANBARU (HALOBISNIS) - Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyampaikan rasa syukur dan apresiasi mendalam atas penganugerahan gelar adat 'Ingatan Budi' dari Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) di Balai Adat LAMR, Kota Pekanbaru, Sabtu (12/7/2025).

Dalam sambutannya, Jenderal Listyo menyebut bahwa anugerah ini bukan hanya bentuk kehormatan tetapi juga sebuah tanggung jawab moral untuk terus mengabdi kepada masyarakat dengan nilai-nilai luhur dan ketulusan.

Jenderal Listyo menyebut, penganugerahan adat ini menjadi pengingat bahwa setiap langkah pengabdian harus berakar pada nilai budi pekerti, keikhlasan, dan niat untuk membawa kebaikan yang dapat dikenang oleh masyarakat.

"Anugerah adat ini mengandung makna mendalam sebagai harapan, tanggung jawab moral, dan amanah yang semakin meningkatkan semangat Polri untuk terus memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat," ungkapnya.

Ia juga menyampaikan terima kasih kepada keluarga besar LAMR, para alim ulama, cerdik pandai, panitia, dan masyarakat Melayu Riau atas kepercayaan yang diberikan. Nuansa kebersamaan dalam upacara adat disebutnya sebagai wujud kekuatan kolektif dalam menjaga warisan budaya bangsa.

Jenderal Listyo menyoroti pentingnya peran nilai-nilai adat dalam menghadapi berbagai tantangan global, seperti konflik geopolitik, perubahan iklim, hingga transformasi teknologi.

Ia menegaskan bahwa warisan budaya Melayu tidak hanya menjadi penjaga jati diri bangsa, tetapi juga penuntun etika dalam menghadapi dinamika zaman.

"Nilai-nilai adat dan budaya dapat menjadi jangkar moral serta pedoman dalam menyukseskan agenda pembangunan nasional," tegasnya.

Sejalan dengan misi pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto, ia mengajak seluruh elemen bangsa untuk bersatu dalam mewujudkan Indonesia Maju menuju Indonesia Emas 2045.

Jenderal Listyo berharap momentum penganugerahan ini dapat menjadi jembatan untuk mempererat kolaborasi antara Polri dan masyarakat adat, khususnya di Riau. Menurutnya, peran masyarakat adat sangat penting dalam menjaga stabilitas keamanan dan membangun kerukunan.

"Saya berharap LAMR terus menjadi simpul perekat persatuan, menyebarkan pesan perdamaian, serta menjaga semangat gotong royong dan toleransi di tengah keberagaman bangsa," jelasnya.

Diberitakan sebelumnya, penganugerahan 'Ingatan Budi' berlangsung di Balairung Tenas Effendi, Balai Adat LAMR, Jalan Diponegoro, Kota Pekanbaru, Sabtu siang. Jenderal Listyo gagah mengenakan pakaian Melayu didampingi istri Ny. Juliati Sapta Dewi Magdalena.

Elu-eluan disampaikan Ketua Umum DPH LAMR, Datuk Seri H. Taufik Ikram Jamil. Disusul penyampaian alas pikir Anugerah Adat Ingatan Budi oleh Datuk Seri Syaukani Alkarim, Ketua Umum DPH LAMR Kabupaten Bengkalis.

Prosesi diawali dengan pembacaan warkah oleh Ketua Umum Majelis Kerapatan Adat (MKA) LAMR, Datuk Marjohan Jusuf, dan pemasangan tanjak.

Dilanjutkan pemasangan selempang oleh Gubernur Riau Abdul Wahid, dan upacara tepuk tepung tawar yang dilakukan bergantian oleh para Datuk sebagai simbol penyambutan dan penghormatan.

Ketua Umum Dewan Pimpinan Harian LAMR, Datuk Seri H. Taufik Ikram Jamil, menjelaskan makna mendalam di balik gelar "Ingatan Budi".

“Budi merupakan sifat luhur dan nilai utama dalam kehidupan orang Melayu. Ia mencerminkan akhlak, empati, penghargaan, dan perilaku yang halus serta terpuji,” ujar Taufik.

Ia juga mengutip pepatah Melayu: “Hutang emas dibayar emas, hutang budi dibawa mati”, menegaskan pentingnya membalas kebaikan sebagai budaya yang diwariskan turun-temurun.

Gelar adat 'Ingatan Budi' diberikan kepada Jenderal Listyo Sigit atas kontribusinya yang dinilai selaras dengan nilai-nilai kemelayuan, terutama dalam bidang pengayoman, keadilan, dan kemanusiaan.

Beberapa pertimbangan utama antara lain sejak kepemimpinan Jenderal Listyo, Polri bekerja humanis dan responsif, pendekatan yang santun, cepat tanggap, serta menyentuh langsung masyarakat membuat institusi kepolisian lebih dekat dan dipercaya publik.

Selain itu, penegakan hukum yang tegas dan berimbang. Polri tegas menegakkan hukum, baik kepada masyarakat umum maupun di internal institusi. “Pisau hukum” tidak hanya tajam ke luar, tetapi juga ke dalam.

Lalu, kepedulian terhadap penanggulangan bencana. Komitmen Kapolri dalam penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla), khususnya di Riau, diapresiasi.

Langkah konkret diambil melalui koordinasi hingga ke jajaran Polda dan Polres, sehingga karhutla dapat dikendalikan secara signifikan.

Selain itu, pendekatan persuasif yang dijalankan berhasil mengembalikan ribuan mantan teroris ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), termasuk sejumlah individu yang berasal dari Riau.

Penganugerahan ini bersifat seumur hidup, menjadi simbol ikatan nilai antara tokoh nasional dan budaya Melayu yang menjunjung tinggi kemanusiaan dan keadilan.

Terkini