Ilmuwan Temukan Dua Gunung Bawah Permukaan Bumi yang Lebih Tinggi dari Everest

Sabtu, 01 Februari 2025 | 08:15:43 WIB

PEKANBARU - Para ilmuwan dari Belanda telah mengungkap penemuan mengejutkan: dua gunung bawah permukaan yang jauh lebih tinggi daripada Gunung Everest. Kedua gunung ini, yang terletak di bawah permukaan Bumi, diperkirakan memiliki ketinggian hingga 100 kali lebih tinggi dari puncak Everest yang mencapai 8.849 meter.

Penemuan ini, yang dipublikasikan dalam jurnal Nature, menunjukkan bahwa gunung-gunung bawah tanah ini kemungkinan lebih tua dari yang diperkirakan sebelumnya. Gunung-gunung tersebut berada di kedalaman sekitar 3.000 kilometer di bawah permukaan, tepatnya di persimpangan inti Bumi dan mantel, area semipadat di bawah kerak Bumi. Satu gunung terletak di bawah Afrika, dan satu lagi di bawah Samudra Pasifik.

Menurut Dr. Arwen Deuss, kepala peneliti dan seismolog dari Utrecht University, "Tidak ada yang tahu pasti apakah ini fenomena sementara atau jika gunung-gunung ini telah ada selama jutaan atau bahkan miliaran tahun."

Gunung-gunung bawah permukaan ini ditemukan berkat gelombang kejut seismik yang muncul akibat gempa Bumi besar yang menyebabkan planet ini berbunyi seperti lonceng. Gelombang seismik yang beriak ini memberikan informasi penting bagi para ilmuwan untuk memetakan struktur internal Bumi, serupa dengan cara dokter mengambil sinar-X untuk memeriksa tubuh.

Struktur ini, yang dikenal dengan sebutan Large Low Seismic Velocity Provinces (LLSVP), memiliki keanehan tersendiri. Selain lebih panas daripada lempeng tektonik di sekitarnya, yang menyebabkan gelombang seismik melambat, gunung-gunung ini juga diperkirakan lebih tua sekitar setengah miliar tahun.

Penelitian terbaru ini mengungkapkan adanya fenomena yang dikenal sebagai pereda gelombang seismik, yang menggambarkan berapa banyak energi yang hilang saat gelombang seismik merambat melalui Bumi. Temuan ini bertentangan dengan ekspektasi sebelumnya, di mana para ilmuwan menduga bahwa daerah yang lebih panas akan menyebabkan lebih banyak peredaman pada gelombang seismik, sementara daerah yang lebih dingin seharusnya menghasilkan sedikit peredaman.

Sujania Talavera-Soza, rekan peneliti Dr. Deuss, menjelaskan bahwa temuan ini sangat membingungkan, karena di daerah LLSVP ditemukan sedikit peredaman, sementara di kuburan lempeng tektonik yang lebih dingin justru ditemukan banyak peredaman. Hal ini memunculkan ide baru bahwa mantel Bumi tidak tercampur rata dan mengalir lebih lambat di area ini daripada yang diperkirakan sebelumnya.

Penemuan ini membuka wawasan baru tentang struktur Bumi dan dapat merubah pemahaman kita mengenai proses geologi yang terjadi di kedalaman planet ini.

Terkini