Benarkah Terlalu Lama Screen Time Bisa Bikin Anak Kesulitan Berbahasa?

Sabtu, 14 September 2024 | 09:37:28 WIB

PEKANBARU - Layar telah menjadi bagian utama dalam hidup kita. Dari pekerjaan hingga waktu senggang hingga hiburan, layar ada di mana-mana. Namun, ketika kita menghabiskan terlalu banyak waktu untuk menatap layar atau screen time, secara alami kebiasaan itu ditiru oleh anak-anak kita. 

Namun di usia mereka, terlalu banyak waktu di depan layar dapat memengaruhi fungsi kognitif mereka dan menyebabkan kesulitan dalam perkembangan bahasa. Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh para ilmuwan di Estonia, orang tua yang sering menggunakan layar memiliki anak yang juga sering menggunakan layar. Hal ini dapat menyebabkan kesulitan berbahasa pada anak-anak. 

Dr. Tiia Tulviste dari Universitas Tartu, penulis utama penelitian tersebut, mengatakan bahwa anak-anak cenderung meniru pola waktu layar dari orang tua mereka. Perkembangan bahasa pada anak-anak terjadi ketika mereka secara teratur berinteraksi dengan orang tua mereka. Ini memastikan bahwa anak-anak terlibat aktif dalam percakapan. Namun, dengan orang tua yang menghabiskan waktu mereka di layar, anak-anak cenderung mengikuti pola perilaku itu juga.

Di sebagian besar budaya, perkembangan bahasa terjadi melalui partisipasi aktif dalam percakapan dengan orang tua. Ini juga menekankan pada pengembangan kosa kata dan struktur tata bahasa di usia dini. Namun, praktik ini dapat terganggu jika orang tua terganggu oleh suara notifikasi atau teks.

Hubungan antara waktu menonton layar orang tua dan anak

Untuk memahami hubungan ini, para peneliti membagi orang tua dan anak ke dalam tiga kelompok, tergantung pada paparan layar mereka. Ditemukan bahwa anak-anak dengan paparan layar yang tinggi mengalami kesulitan dengan perkembangan bahasa - penelitian tersebut juga mencatat bahwa anak-anak dengan paparan layar yang lebih sedikit mendapat nilai lebih tinggi dalam tata bahasa dan kosa kata. Anak-anak tanpa paparan layar menunjukkan keterampilan perkembangan bahasa yang hebat.

Studi tersebut juga mencatat bahwa meskipun membaca buku elektronik atau bermain game edukatif dapat memberikan perkembangan yang konstruktif pada anak-anak, lima tahun pertama keterampilan bahasa anak sangat bergantung pada interaksi tatap muka sehari-hari dengan orang tua mereka.

Terkini