JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan pengelolaan utang pada 2025 perlu hati-hati. Pasalnya, tren suku bunga tinggi dan nilai tukar akan mempengaruhi belanja termasuk pembayaran bunga utang.
"Tadi higher for longer dan exchange rate yang mengalami tekanan pasti mempengaruhi belanja terutama pada belanja pembayaran bunga utang. Oleh karena itu kita harus sangat hati-hati di dalam mengelola utang dalam tren seperti itu," ujar Sri Mulyani dalam rapat kerja dengan Komisi XI, Jakarta, Rabu (5/6/2024).
Sri Mulyani mengatakan defisit APBN pada tahun depan diperkirakan pada kisaran 2,45-2,82%. Kemudian, keseimbangan primer diperkirakan defisit 0,3-0,61%.
"Defisit untuk tahun 2025 ada di kisaran 2,45 hingga 2,82% di mana keseimbangan primer juga mengalami defisit di 0,30 hingga 0,61% dari GDP," jelas Sri Mulyani.
Pada tahun depan, pembiayaan investasi diusulkan antara 0,30 hingga 0,50% dari produk domestik bruto (PDB). Berikutnya, rasio utang diperkirakan di kisaran 37,98 hingga 38,71%.
"Rasio utang tetap kita jaga pada kisaran 37,98 hingga 38,71% dari GDP," terang Bendahara Negara itu.
Sebagai informasi, pada tahun depan pemerintahan telah berganti di mana Indonesia akan dipimpin presiden terpilih Prabowo Subianto dan wakil presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka.