PEKANBARU (HALOBISNIS) - Warga Panam, Pekanbaru, meminta Pemerintah Kota Pekanbaru untuk menutup Tempat Pembuangan Sementara (TPS) Sampah yang berada di Halte Bus Trans Metro Pekanbaru (TMP) Delima (02) yang berada di Jalan HR Soebrantas simpang Delima.
Pasalnya, tumpukan sampah yang 'menggunung' setiap hari dinilai telah mengganggu kenyamanan warga. Apalagi TPS ilegal tersebut berada di samping halte dan pintu masuk Kota Pekanbaru.
"Kalau itu memang ilegal sebaiknya Pemerintah Kota Pekanbaru bersikap tegas dengan segera menutup TPS Sampah yang ada di Halte Delima simpang Jalan Delima-HR Soebrantas. Pemandangan setiap pagi sangat mengganggu karena sampah sangat banyak dan bau," kata Inur, salah seorang warga, Senin (27/10/2025).
Warga Jalan Delima yang sering naik Bus TMP menuju tempat kerjanya itu mengaku sangat terganggu dengan keberadaan sampah yang dibuang warga di samping Halte TMP itu. Ia mengatakan meski setiap pagi sebelum pukul 09.00 WIB petugas kebersihan telah mengangkut sampah namun tetap saja menyisakan jejak berupa air lindi dan aroma tidak sedap.
"Kita benar-benar terganggu, apalagi bagi pengguna TMP, kalau sudah bau terpaksa bergeser ke Halte seberang Purwodadi atau seberang Babussalam," katanya lagi.
Inur menilai Pemerintah Kota Pekanbaru belum sepenuhnya berhasil mengelola sampah dengan benar, sebab banyak sampah warga dibuang di pinggir jalan dan menumpuk. "Kalau memang itu TPS ilegal kenapa tidak tegas saja, harusnya ditutup agar tidak mengganggu kepentingan masyarakat yang lain," tutupnya.
Sebelumnya Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Pekanbaru Reza Aulia Putra menegaskan, lokasi penumpukan sampah di Halte Delima (2) merupakan TPS ilegal. Ia menduga sampah berasal dari warga sekitar serta becak motor (bentor) pedagang yang membuang secara sembarangan.
“Itu TPS ilegal. Kalau tertangkap, langsung dikenakan denda. Kami ingatkan warga jangan membuang di TPS liar. Untuk bentor yang berjualan juga diingatkan agar tidak membuang sembarangan,” tegas Reza.
Reza menambahkan, meski DLHK tetap melakukan pengangkutan sampah di kawasan tersebut, tumpukan kerap muncul kembali dalam waktu singkat.
“Kita tetap angkut, tapi kalau malam diangkut, paginya sudah ada lagi,” ujarnya.