Pascakebakaran Hebat, Proses Belajar Mengajar di SMAN 1 Tebing Tinggi Kembali Normal

Rabu, 22 Oktober 2025 | 10:00:00 WIB

MERANTI (HALOBISNIS) - Pascakebakaran, proses belajar mengajar di SMAN 1 Tebing Tinggi, Kepulauan Meranti, Riau, kembali normal. Siswa belajar di bawah tenda bantuan dari Kemendikdasmen.

SMAN 1 Tebing Tinggi yang terletak di Jalan Pembangunan Selatpanjang mengalami kebakaran hebat pada Selasa (30/9/2025) sore. Banyak bangunan beserta isinya luluh lantak dalam kejadian itu.

Pascakebakaran, pihak sekolah memberlakukan belajar online kepada siswa. Saat ini, pihak sekolah telah menerima 6 tenda darurat dari Kemendikdasmen. Tenda-tenda itu dijadikan ruang kelas untuk siswa siswi menjalani proses belajar mengajar.

Setelah tenda terpasang dan dilengkapi meubeler yang dibutuhkan, pihak sekolah kembali membuka proses belajar mengajar secara langsung atau tatap muka. Pemberlakuan itu dimulai pada, Rabu (22/10/2025) pagi.

6 tenda bantuan dari Kemendikdasmen dipasang di halaman sekolah SMA N1 Tebingtinggi. Di dalamnya dilengkapi 1 papan tulis, kursi meja dan 4 kipas angin.

Kepala SMAN 1 Tebing Tinggi Poyadi menjelaskan, tenda-tenda itu merupakan hibah dari Kemendikdasmen dan akan menjadi aset untuk sekolah. Dia meminta, para siswa ikut menjaga tenda agar tidak dirusak dan dicoret.

"Jangan dicoret, ini milik SMAN 1 Tebing Tinggi. Ini hibah sangat mahal, tolong dijaga," kata Poyadi di hadapan siswa, guru, pihak perpustakaan dan yayasan.

Selain itu, Poyadi berpesan agar tidak saling iri hati. Katanya, jika merasa 4 kipas angin yang disiapkan itu kurang, akan ditambahkan lagi 2 unit.

"Kalau 4 kipas kurang, kita tambah lagi 2. Jadi, 1 tenda akan ada 6 kipas angin," pesan Poyadi.

Poyadi meminta siswa untuk mengakhiri kesedihan pascamusibah kebakaran. Sebab, kata Poyadi, 2026 nantinya akan ada pembangunan gedung baru di sana.

"Hapus air mata nak, hapus kesedihan kita. Tahun 2026 insyaallah kita sudah punya bangunan baru," kata Poyadi.

Poyadi menjelaskan, pascakebakaran, ada 12 ruang yang bisa digunakan untuk belajar mengajar. 8 ruang digunakan untuk siswa kelas XII, 1 untuk musala dan 1 untuk ruang perpustakaan. Sementara 2 ruang lainnya digunakan untuk kelas X dan XI.

"Sisa 2 ruang yang tidak terbakar itu ditambah 6 tenda, cukup untuk kelas X dan XI. Masing-masing kelas itu ada 8 ruang, makanya kita berlakukan pagi dan siang hari," beber Poyadi.

Disampaikan Poyadi lagi, untuk saat ini, kelas X nantinya belajar mulai pukul 07.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB. Sedangkan kelas XI mulai belajar pukul 13.00 WIB hingga pukul 17.30 WIB. Mereka belajar di tenda.

"Siswa kelas X dan XI masuk pagi dan siang. Nanti dirolling, sebulan pagi sebulan siang dan ditambah dengan tugas tambahan," ujar Poyadi lagi.

Selain tenda, Poyadi mengungkapkan, mereka juga mendapat bantuan buku. Jumlahnya hampir mencapai 10.000 buku. Saat ini, proses mengirim buku ke Kepulauan Meranti masih dalam perjalanan.

Terpisah, Moni salah seorang siswa SMA N1 Tebingtinggi mengatakan senang bisa kembali ke sekolah. Meski dengan kondisi seadanya, Moni mengaku tetap bersemangat karena bisa kembali bertatap muka dengan guru dan teman-temannya.

"Kemarin sedih, tidak bisa mengikuti pelajaran. Hari ini kita berbahagia karena bisa bertatap muka dengan guru dan teman-teman, meski dengan kondisi apa adanya," ujar Moni.

Dimulainya proses belajar mengajar menggunakan tenda bantuan Kemendikdasmen ditandai dengan pemotongan pita oleh Kepala Sekolah SMAN 1 Tebing Tinggi, Poyadi dan wali kelas. Turut hadir Rabu pagi itu, perwakilan Dinas Perpustakaan, Dodi, dan pihak yayasan.

Terkini