Ratusan Warga Terdampak Banjir, Bupati Siak Minta Perusahaan Berpartisipasi Aktif

Selasa, 21 Oktober 2025 | 15:00:00 WIB

SIAK (HALOBISNIS) - Sejumlah kampung di Kecamatan Kotogasib, Kabupaten Siak, Riau terpaksa mengungsi akibat banjir merendam puluhan rumah-rumau warga sekitar. Saat ini ketinggian air mencapai ke lutut orang dewasa.

Sekretaris Kampung Sengkemang, Fauzi melaporkan kejadian banjir tersebut diakibatkan curah hujan tinggi yang terjadi sejak Ahad. Tak hanya rumah, kebun masyarakat juga ikut terendam sehingga aktifitas dan perekonomian lumpuh.

"Di Sengkemang ada 95 KK yang terdampak. Kalau kebun sekitar 10 hektar yang terendam," kata Fauzi, Selasa (21/10/2025).

Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Siak Novendra Kasmara mengatakan, selain Kampung Sengkemang, Kampung Rantaupanjang dan Buatan II juga terendam banjir.

Menurutnya, banjir ini disebabkan oleh dua faktor yaitu intensitas curah hujan yang tinggi dan pasang air dari Sungai Siak.

Ia menjelaskan, di Kampung Sengkemang merupakan tempat pertemuan aliran air di beberapa kampung sebelum ke Sungai Siak, seperti Kampung Sialang Sakti, Kampung Berumbung Baru dan Kampung Lubuk Tilan, sehingga mengakibatkan debit air yang sangat luar biasa.

"Kejadian yang sama juga pernah terjadi tahun 2023 lalu, namun tahun 2024 tidak ada," kata Novendra.

Ia mengatakan, saat ini pihaknya telah melakukan upaya evakuasi terhadap warga yang terdampak, BPBD juga mendirikan dua tenda ungsi dan posko penanganan banjir di wilayah yang terdampak.

Bupati Siak, Afni Zulkifli turun meninjau langsung lokasi banjir yang menggenangi sejumlah ruas jalan dan ratusan permukiman warga di tiga kampung yakni Kampung Sengkemang, Buatan II, dan Rantaupanjang, Kecamatan Koto Gasib.

Afni juga meninjau Daerah Aliran Sungai (DAS) menggunakan drone dan menemukan adanya pendangkalan serta aktifitas penanaman yang tidak semestinya di sepanjang aliran sungai. Kondisi ini diperparah dengan dibukanya sekat kanal milik perusahaan yang menyebabkan banjir datang secara mendadak.

"Tadi kita sudah lihat melalui drone, memang di sepanjang aliran DAS sudah banyak ditanami tanaman yang tidak seharusnya ada di situ," ujar Afni.

Ia meminta agar ke depan perusahaan, perangkat daerah, camat, dan pemerintah kampung dapat berkoordinasi lebih baik dalam penanganan banjir.

"Untuk menangani banjir ini harus ada kerja sama semua pihak. Karena buka tutup air pun ada di perusahaan. Jadi ke depan, penanganan banjir harus dilakukan saat musim kering atau kemarau," tegas dia.

Afni mengakui bahwa mitigasi banjir kali ini terlambat dilakukan karena tidak ada prediksi bahwa debit air akan datang bersamaan dengan air pasang yang tinggi.

"Pertama, kita harus jujur bahwa mitigasi kita terlambat karena kita tidak menyangka debit air datang bersamaan dengan air pasang yang luar biasa," katanya.

Untuk itu, ia menginstruksikan perangkat daerah terkait mulai dari BPBD, Satpol PP, hingga unsur TNI dan Polri, agar bersinergi membantu warga terdampak.

"Langkah cepat yang perlu dilakukan adalah mengevakuasi warga terdampak banjir melalui camat masing-masing. Sementara waktu, masyarakat diungsikan terlebih dahulu karena dikhawatirkan malam nanti hujan kembali turun dan air semakin tinggi," ujarnya.

Terkini