Serangan Siber Global Meningkat, Ransomware Jadi Ancaman Terbesar

Selasa, 12 Agustus 2025 | 07:55:00 WIB

PEKANBARU (HALOBISNIS) – Laporan terbaru Check Point Research menunjukkan lonjakan tajam serangan siber secara global, utamanya ransomware. Sektor layanan bisnis, kesehatan, dan manufaktur menjadi yang paling terdampak.

Kasus ransomware mencatat peningkatan signifikan, mencapai 487 serangan pada Juli 2025, atau naik 41% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Amerika Utara menjadi wilayah dengan laporan kasus ransomware terbanyak, yakni 56%, disusul Eropa 24%.

“Data Juli menunjukkan bahwa ransomware bukan hanya akan tetap ada, tetapi juga berkembang pesat, dengan kelompok seperti Qilin memperluas jangkauan mereka ke target bernilai tinggi,” kata Direktur Intelijen Ancaman dan Riset di Check Point Software Technologies, Lotem Finkelstein, dikutip dari Betanews, Selasa (12/8/2025).

Sepanjang Juli 2025, organisasi menghadapi rata-rata 1.947 serangan siber per minggu, naik 5% dibandingkan tahun sebelumnya. Sektor pendidikan menjadi target paling sering secara global, dengan rata-rata 4.210 serangan per minggu per organisasi (naik 24% YoY), diikuti sektor pemerintahan (2.577) dan kesehatan (2.538). Sektor pertanian mengalami kenaikan tertinggi, yaitu 115% dibandingkan tahun lalu.

Secara regional, Afrika mencatat jumlah serangan tertinggi per organisasi (3.374 per minggu), diikuti Asia Pasifik (2.809) dan Amerika Latin (2.783).

Tiga kelompok ransomware paling menonjol adalah Qilin, Akira, dan Play, yang menggunakan teknik berbeda namun memiliki tujuan sama untuk mendapatkan keuntungan finansial.

Terkini