SIAK (HALOBISNIS) - Musim kemarau menjadi ancaman besar bagi petani sawah pada umumnya, tak terkecuali petani di Kecamatan Bungaraya, Kabupaten Siak. Wilayah ini merupakan salah satu sentra produksi padi di Provinsi Riau.
Bupati Siak Dr Afni Zulkifli meninjau langsung kondisi persawahan yang mulai mengalami kekeringan dan terancam gagal panen. Ia turun bersama jajaran OPD terkait didampingi camat, penghulu kampung hingga masyarakat petani setempat, Senin (14/7/2025).
"Saya datang ke Bungaraya karena saya dengar jeritan petani soal kekeringan. Saya tahu persoalannya di lapangan tidak bisa dilihat hanya dari peta. Maka saya turun langsung untuk melihat kondisi sebenarnya," kata Afni.
Di sana, Afni mengecek langsung sistem irigasi persawahan dan kondisi pompanisasi yang dibangun oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera III untuk mengambil sumber air dari Danau Pesimsim. Namun saat kemarau ini pasokan air tak cukup untuk mengairi sawah dan perlu sumber lain.
"Saya ingin memastikan bahwa kebutuhan air untuk pertanian tetap terpenuhi, terutama saat musim kemarau seperti sekarang. Mesin pompa yang tersedia harus bekerja secara optimal," katanya.
Secara teknis, lahan sawah seluas 2.200 hektare di dua kampung yaitu Jayapura dan Langsat Permai membutuhkan air sekitar 2.000 liter per detik. Namun saat ini hanya tersedia 600 liter per detik. Kondisi ini akan membuat sawah gagal tanam atau tidak bisa diolah maksimal.
"Jangan sampai kita diminta jadi sentra pangan tetapi akses air masih sulit. Saya ingin cari solusi yang konkrit untuk semua," tambahnya.
Afni menekankan pentingnya solusi jangka panjang. Selain pompanisasi, Pemkab Siak akan mendorong pembangunan penampungan air seperti embung dan waduk serta pemanfaatan teknologi pertanian.
"Bungaraya ini lumbung padi kita. Jangan sampai gagal panen hanya karena air. Saya mau solusi permanen. Mimpi besar kami adalah membangun waduk," tutupnya.