PEKANBARU - Wajah yang segar dan cerah adalah dambaan banyak orang. Namun, tak sedikit yang terganggu dengan kehadiran mata panda. Lingkaran hitam di bawah mata yang kerap kali mengurangi kepercayaan diri baik pria maupun wanita.
Kondisi ini ditandai dengan bagian kantung mata yang tampak lebih gelap di area sekitar mata dibanding dengan warna kulit di sekitarnya. Salah satu penyebab utama terjadinya mata panda adalah akibat kekurangan tidur.
Menurut dokter spesial kulit dan kelamin (Dermatologi dan Venereologi) dari klink kecantikan Dermist Agung Mohamad Rheza, satu-satunya cara yang paling efektif untuk menghilangkan mata panda adalah dengan tidur yang cukup.
“Tipsnya cuma satu, tidur cukup. Nggak ada lagi (yang lain) karena terapinya pun ngga begitu cukup membantu juga. Kalau misalkan mau pakai skin booster, filler, botox, bisa mencerahkan. Tapi selama tidurnya masih kurang, muncul lagi-muncul lagi,” kata Agung kepada Tempo pada Anniversary ke-7 Dermis, Selasa, 29 Oktober 2024.
Adapun penggunaan pelembab untuk area mata dinilai tidak bisa mengatasi keluhan lingkaran hitam tersebut karena tidak dapat menyelesaikan akar permasalahannya. “Kalau mata panda permasalahannya kan bawah under eye-nya jadi gelap. Kenapa bisa gelap? Karena pembuluh darah vena-nya yang melebar. Sementara kalau moisturizer sesuai namanya pelembab, hanya melembabkan, kerjanya tidak kena pembuluh darah,” tutur dokter lulusan Universitas Indonesia tersebut.
Lalu cara-cara konvensional yang biasanya ditawarkan, seperti mengompres mata dengan es batu ataupun dengan teh memang bisa membantu untuk mengecilkan kembali pembuluh darah vena di bawah mata. Akan tetapi, hal tersebut tidak akan secara maksimal mengatasi mata panda jika permasalahan utamanya belum diselesaikan, yakni tidur yang cukup.
“Jadi, ekspektasi under eye gelap di bawah matanya itu bisa hilang dengan udah pake es batu, teh, segala macam, tapi kalau tidur masih nggak cukup, nggak akan selesai masalahnya,” tutupnya.
Dalam rangka merayakan ulang tahunnya yang ke-7, Dermis Clinic memperkenalkan teknologi laser fraksional terbaru Frax Pro dari Candela Medical. Salah satu tes yang bisa dilakukan pasien dengan alat itu adalah mendapatkan rekomendasi diet dan olahraga yang spesifik.
Founder Dermis Clinic Evania Astella menjelaskan, tes ini disebut dengan nutrigenomik. "Yaitu dengan mengambil sampel air liur, kita bisa mengetahui profil genetik masing-masing. Dari situ, hasil genetik tersebut kita bisa merancang pola diet seperti apa yang cocok atau kalau olahraga, olahraga apa yang cocok," kata Evania.