PEKANBARU - Vitamin D adalah nutrisi penting yang mendukung berbagai fungsi tubuh, termasuk kesehatan tulang, sistem kekebalan tubuh, serta fungsi otot dan jantung. Kekurangan vitamin D seringkali diabaikan, padahal dampaknya bisa signifikan terhadap kesehatan.
Berikut merupakan 10 risiko kekurangan vitamin D:
1. Penyakit pernapasan
Beberapa penelitian telah menemukan bahwa suplemen vitamin D dapat bermanfaat dalam mencegah Covid-19. Meskipun penelitian masih dalam tahap awal, penelitian terdahulu menunjukkan bahwa vitamin D dapat membantu melindungi orang dari penyakit pernapasan.
Satu penelitian mengamati data dari 25 uji klinis yang meneliti dampak vitamin D pada infeksi pernapasan termasuk pneumonia, bronkitis, dan sinusitis.
Penelitian lain menemukan bahwa anak-anak usia sekolah yang mengonsumsi vitamin D, dibandingkan dengan plasebo, memiliki kemungkinan 42 persen lebih kecil untuk terserang flu.
2. Osteoporosis
Salah satu peran utama vitamin D adalah menjaga kesehatan tulang, menurut Harvard Health Publishing: kadar vitamin D yang rendah menyebabkan rendahnya simpanan kalsium tulang, sehingga meningkatkan risiko patah tulang.
Kekurangan vitamin D dapat membuat orang berisiko terkena osteoporosis, yang terjadi ketika tulang baru tidak terbentuk dengan kecepatan yang sama dengan hilangnya tulang lama, menurut Mayo Clinic
3. Depresi
Jika Anda familier dengan gangguan efektif, Anda mungkin tidak akan terkejut mendengar bahwa kekurangan vitamin D dapat dikaitkan dengan risiko depresi yang lebih tinggi. Lagi pula, julukan untuk vitamin D adalah vitamin sinar matahari, dan itu bukan hanya karena orang dapat menghasilkan banyak vitamin D yang mereka butuhkan melalui paparan sinar matahari.
Status vitamin D juga berhubungan dengan suasana hati yang cerah (atau tidak begitu cerah). "Ada bukti penelitian yang menunjukkan hubungan antara suasana hati dan kadar vitamin D, di mana kadar vitamin D yang kurang berhubungan dengan depresi," kata Byrn (tim peneliti suplementasi vitamin D).
4. Risiko skinzofrenia
Skizofrenia adalah gangguan otak parah yang memengaruhi antara 0,25 dan 0,64 persen orang dewasa Amerika, menurut NIMH. Gejala skizofrenia, yang umumnya muncul antara usia 16 dan 30 tahun, meliputi halusinasi, bicara tidak jelas, menarik diri dari orang lain, dan kesulitan fokus atau memperhatikan.
Orang yang kekurangan vitamin D mungkin dua kali lebih mungkin didiagnosis menderita skizofrenia dibandingkan dengan orang dengan kadar vitamin D yang cukup, menurut tinjauan penelitian dan meta-analisis. Para peneliti meninjau temuan dari 19 studi observasional yang menganalisis kemungkinan hubungan antara skizofrenia dan kekurangan vitamin D, dan mengamati adanya hubungan antara kedua faktor tersebut.
5. Demensia
Sebuah studi dalam jurnal Neurology menemukan bahwa kekurangan vitamin D sedang dan parah pada orang dewasa yang lebih tua dikaitkan dengan risiko dua kali lipat untuk beberapa bentuk demensia, termasuk penyakit Alzheimer. Demensia melibatkan penurunan dalam berpikir, perilaku, dan memori yang berdampak negatif pada kehidupan sehari-hari. Penyakit Alzheimer adalah bentuk demensia yang paling umum, yang mencakup sebanyak 80 persen kasus demensia, menurut Alzheimer's Association.
Studi dalam Neurology menganalisis lebih dari 1.600 orang berusia 65 tahun atau lebih yang tidak menderita demensia pada awal studi. Dibandingkan dengan orang yang memiliki kadar vitamin D normal, mereka yang kadar vitaminnya rendah memiliki risiko 53 persen lebih tinggi untuk mengalami demensia karena sebab apa pun, sementara mereka yang sangat kekurangan vitamin memiliki risiko 125 persen lebih tinggi, menurut pengamatan para peneliti.
Selain itu, penulis studi menemukan orang yang kadar vitamin D-nya rendah sekitar 70 persen lebih mungkin untuk mengalami penyakit Alzheimer secara khusus, dan mereka yang sangat kekurangan vitamin D lebih dari 120 persen lebih mungkin untuk mengalami gangguan neurodegeneratif ini.
6. Diabetes
Hubungan antara rendahnya kadar vitamin D dan diabetes sudah jelas. "Sekali lagi kita melihat hubungan antara kekurangan vitamin D dan diabetes," kata Byrn.
Mengapa ada hubungan tersebut masih belum diketahui, tetapi para peneliti memiliki hipotesis berbeda. Beberapa peneliti percaya bahwa kaitan tersebut terkait dengan peran vitamin D dalam sensitivitas dan resistensi insulin, namun uji coba terkontrol acak tidak semuanya mendukung bukti bahwa peningkatan kadar vitamin D melalui suplemen vitamin D menghasilkan peningkatan sensitivitas insulin sebagaimana yang diungkap pada penelitian yang mencatat hasil beragam ini.
Sebuah tinjauan menemukan bahwa ketika vitamin D kekurangan, banyak proses seluler dalam tubuh mulai rusak, dan ini menjadi awal timbulnya penyakit seperti diabetes.
7. Kanker prostat
Ada beberapa bukti bahwa kekurangan vitamin D dapat memengaruhi kesehatan prostat. Satu studi menemukan hubungan antara kadar vitamin D yang rendah dalam darah dan kanker prostat agresif pada pria Eropa Amerika dan Afrika Amerika.
Para peneliti mengamati kadar vitamin D pada 667 pria berusia 40 hingga 79 tahun yang menjalani biopsi prostat. Hubungan antara vitamin D dan kanker prostat tampak sangat kuat pada pria Afrika-Amerika, dengan hasil yang menunjukkan bahwa pria Afrika-Amerika dengan kadar vitamin D rendah lebih mungkin dinyatakan positif mengidap kanker daripada pria lain dengan kadar vitamin D normal.
8. Disfungsi ereksi parah
Sebuah penelitian kecil menemukan bahwa pria dengan disfungsi ereksi (DE) parah memiliki kadar vitamin D yang jauh lebih rendah daripada pria dengan DE ringan.
Penulis studi berteori bahwa kekurangan vitamin D dapat menyebabkan DE dengan menghambat kemampuan arteri untuk melebar — suatu kondisi yang disebut disfungsi endotel dan penanda penyakit jantung yang telah dikaitkan dengan kekurangan vitamin D dalam penelitian lain.
Misalnya, sebuah penelitian dalam Journal of the American College of Cardiology menunjukkan bahwa kekurangan vitamin D dikaitkan dengan kekakuan arteri pada orang sehat. Salah satu syarat untuk mencapai ereksi adalah fungsi arteri yang tepat, yang bertanggung jawab untuk memasok darah ke penis sehingga penis dapat membesar.
9. Penyakit jantung
Sejumlah penelitian telah menunjukkan hubungan antara kadar vitamin D yang rendah dalam darah dan penyakit jantung serta komplikasi terkait, menurut sebuah tinjauan, tetapi sains belum secara jelas menetapkan bahwa suplementasi mengurangi risiko ini. Tinjauan tersebut mengutip penelitian yang menunjukkan kadar vitamin D sebagai penyebab potensial masalah kesehatan yang terkait dengan penyakit jantung, termasuk aterosklerosis, tekanan darah tinggi, diabetes, dan stroke.
10. Kanker payudara
Bukan hanya kanker prostat yang memiliki kaitan dengan rendahnya kadar vitamin D, penelitian tersebut juga melihat kaitan antara kekurangan vitamin D dan kanker payudara.
Sebuah tinjauan menemukan bahwa sebagian besar penelitian vitamin D mendukung hubungan terbalik antara kadar vitamin D dan risiko kanker payudara. Itu berarti bahwa kekurangan vitamin D dikaitkan dengan risiko kanker payudara yang lebih tinggi.
Satu studi menemukan bahwa sel kanker payudara yang terpapar vitamin D dalam konsentrasi tinggi dikaitkan dengan tingkat keparahan yang lebih rendah. Diperlukan lebih banyak studi pada manusia.