PEKANBARU (HALOBISNIS) - Anggota DPR RI Dapil Riau dari Fraksi Partai Demokrat Komisi VI, Achmad, mengingatkan Pertamina untuk memastikan ketersediaan bahan bakar minyak (BBM) dan gas tetap aman selama periode libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Achmad menegaskan, momentum libur akhir tahun seharusnya menjadi waktu bagi masyarakat menikmati perjalanan dan kebersamaan keluarga, bukan justru dihadapkan pada persoalan kelangkaan BBM dan antrean panjang di SPBU.
Menurutnya, setiap periode Nataru selalu terjadi peningkatan mobilitas masyarakat. Tanpa antisipasi yang matang, persoalan stok dan distribusi BBM berpotensi memicu keresahan di tengah masyarakat.
“Di masa liburan masyarakat seharusnya merasa nyaman. Jangan sampai liburan malah membuat rakyat pusing karena BBM langka atau antrean panjang,” ujar Achmad, Kamis (25/12/2025).
Ia meminta Pertamina benar-benar siaga di lapangan, tidak hanya mengandalkan laporan kesiapan secara administratif. Akses menuju SPBU harus dipastikan lancar, termasuk menyiapkan skema distribusi alternatif jika terjadi cuaca buruk atau bencana alam yang menghambat jalur suplai.
Achmad juga menyoroti antrean panjang BBM dan LPG yang terjadi di sejumlah daerah. Kondisi tersebut dinilai dapat mengganggu aktivitas transportasi dan distribusi barang, termasuk kebutuhan pokok masyarakat.
“Jika kendaraan angkutan harus antre berjam-jam untuk mendapatkan BBM, dampaknya besar. Bukan hanya merugikan pengemudi, tapi juga memengaruhi harga dan ketersediaan barang di masyarakat,” tegasnya.
Kelangkaan solar menjadi perhatian khusus. Achmad mengaku menerima banyak laporan dari SPBU terkait keterbatasan stok dan lambatnya pengisian ulang, yang berujung pada antrean panjang dan kemacetan.
Selain memastikan ketersediaan, ia menekankan pentingnya pengawasan ketat terhadap distribusi BBM subsidi agar tidak disalahgunakan oleh sektor industri. Menurutnya, jika stok secara data dinyatakan aman namun di lapangan tetap terjadi kelangkaan, maka patut diduga adanya kebocoran distribusi.
“Kalau stok dihitung cukup bahkan dilebihkan tapi tetap langka, berarti ada masalah. Pengawasan harus diperketat dan sanksi tegas perlu diberikan,” katanya.
Achmad juga menyinggung kesiapan transportasi umum dan jalur penyeberangan utama seperti Merak–Bakauheni yang menjadi jalur vital konektivitas Jawa–Sumatera. Ia meminta agar seluruh sarana transportasi dipastikan laik jalan demi kenyamanan masyarakat.
Ia menegaskan BBM merupakan urat nadi perekonomian nasional. Karena itu, Pertamina diminta bergerak cepat menangani setiap potensi gangguan distribusi tanpa menunggu persoalan menjadi viral di media sosial.
“Masalah ini berulang setiap tahun dan seharusnya bisa diantisipasi. Antrean panjang tidak boleh dianggap hal yang biasa,” pungkasnya.