PEKANBARU (HALOBISNIS) - Sekolah Rakyat Menengah 03 Kota Pekanbaru mengusung kurikulum yang berbeda dari sekolah umum.
Kepala Sekolah Rakyat Menengah 03, Jeni Febrianto, menjelaskan bahwa kurikulum yang digunakan merupakan hasil rancangan Kementerian Sosial (Kemensos) yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik dari keluarga prasejahtera.
"Di Sekolah Rakyat ini ada tahap persiapan selama 1 hingga 3 bulan. Pada tahap ini, kami melakukan pemetaan bakat (talent mapping) untuk mengenali karakteristik siswa secara mendalam," ujar Jeni.
Selain itu, terdapat kurikulum asrama yang berfokus pada pembentukan karakter anak-anak.
Di samping itu, Jeni menyebut, bahwa sekolah rakyat tetap menggunakan kurikulum nasional seperti sekolah-sekolah negeri, dengan kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler.
Sebelumnya, Sekolah Rakyat Menengah 03 memulai tahun ajaran baru dengan kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) pada awal pekan lalu.
Kegiatan ini diikuti oleh 100 siswa dari berbagai daerah di Riau dan dipusatkan sementara di Sentra Abi Seka, menjelang pembangunan gedung sekolah di Komplek Perkantoran Tenayan Raya.
Walikota Pekanbaru, Agung Nugroho, turut hadir dalam kegiatan tersebut untuk memberikan semangat kepada para siswa dan orang tua.
Dalam sambutannya, Agung menyampaikan bahwa Sekolah Rakyat merupakan salah satu program unggulan Presiden Prabowo Subianto yang dirancang untuk memberikan akses pendidikan serta kesejahteraan bagi keluarga prasejahtera.
“Program Sekolah Rakyat ini merupakan bentuk nyata keberpihakan pemerintah kepada masyarakat kecil. Anak-anak yang diterima di sini adalah anak-anak pilihan, istimewa. Mereka tidak hanya disekolahkan secara gratis, tapi juga mendapatkan makan, seragam, dan insya Allah rumah orang tuanya pun akan direnovasi melalui program ini,” jelas Agung.