PEKANBARU (HALOBISNIS) - Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) tingkat SMA/SMK Negeri di Pekanbaru masih terkendala jumlah sekolah atau daya tampung. Terutama di Kecamatan Tuah Madani dan Binawidya.
Anggota DPRD Riau Daerah Pemilihan (Dapil) Kota Pekanbaru Ginda Burnama mengatakan, dari reses yang dilakukannya selama delapan hari, ia mendapati laporan masyarakat terkait minimnya sekolah SMA Negeri di dua kecamatan tersebut.
Dia menyebut, sedikitnya sekolah SMA Negeri membuat siswa harus berebut kuota. Apalagi jarak sekolah yang dituju jauh dari tempat tinggal mereka.
"Jadi untuk jumlah sekolah masih kurang, dan rumah mereka jauh sehingga tidak masuk zonasi dan susah untuk mendaftar. Terutama di wilayah perbatasan seperti Teropong, karena Teropong itu jauh dari sekolah," ujar Ginda, Selasa (1/7/2025).
Minimnya sekolah, kata Ginda, membuat masyarakat merasa resah karena sulit memasukkan anaknya ke sekolah. Jarak yang jauh membuat mereka tidak masuk dalam zonasi.
"Itu masyarakat sampaikan kepada kami yang reses, bahwa susahnya masuk sekolah. Itu salah satu keluhan masyarakat," ucapnya.
Dari keluhan masyarakat itu, dia meminta agar Dinas Pendidikan (Disdik) Riau mencarikan solusi terkait kekurangan sekolah tersebut. Baik membangun sekolah baru ataupun menyiapkan alternatif lain.
Namun yang jelas, sebut Ginda, keluhan masyarakat dan memang di dua kecamatan tersebut sangat minim SMA Negeri.
"Jadi memang kenyataan di lapangan dan laporan masyarakat SMA itu masih terbatas di Tuah Madani dan Binawidya," pungkasnya.