PEKANBARU - Pemerintah Provinsi Riau resmi menetapkan status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) untuk periode April hingga November 2025, meskipun saat ini wilayah Riau masih mengalami curah hujan.
Kebijakan ini diambil sebagai langkah antisipatif, bukan reaktif. Artinya, pemerintah ingin fokus pada pencegahan dini terhadap kebakaran hutan, bukan sekadar penanggulangan setelah kejadian.
Sebagai bentuk kesiapsiagaan, Gubernur Riau Abdul Wahid, Wakil Gubernur SF Hariyanto, serta unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) melaksanakan apel siaga Karhutla 2025 di Bandara Pinang Kampai, Kota Dumai pada 27 Maret 2025.
Gubernur Wahid menyatakan bahwa status siaga ini perlu dilakukan sejak awal, karena prakiraan cuaca menyebutkan kemarau akan datang pada bulan Mei. Jika tidak disiapkan dari April, maka potensi kebakaran bisa membesar dan sulit dikendalikan.
Ia juga menegaskan bahwa dampak asap Karhutla tidak hanya mencoreng nama baik negara di mata internasional, tetapi juga menyebabkan gangguan besar di dalam negeri, seperti yang pernah terjadi pada tahun 2017 dan 2018, di mana asap pekat membuat siang hari terasa seperti malam.
Riau dinilai sebagai provinsi paling rawan Karhutla di Sumatera, bersama Jambi dan Sumatera Selatan. Hal ini disebabkan karena sekitar 52 persen wilayah Riau merupakan lahan gambut, yang sangat mudah terbakar ketika kering.
Meski hujan masih turun, hotspot atau titik panas telah mulai terpantau, terutama di daerah Siak, Bengkalis, dan Kota Dumai, yang menjadi titik rawan utama Karhutla.
Tantangan di lapangan pun cukup besar: sulitnya akses ke lokasi kebakaran serta minimnya sumber air di area gambut. Oleh karena itu, sinergi antarinstansi, patroli aktif, sosialisasi ke masyarakat, kesiapan anggaran, dan sistem pemadaman yang cepat menjadi kunci utama.
Berdasarkan data terbaru, selama tahun 2025 telah ditemukan 168 hotspot, dan 18 di antaranya telah dipastikan sebagai firespot atau titik api. Total lahan yang terbakar mencapai 76,81 hektare, tersebar di berbagai kabupaten/kota seperti Dumai, Bengkalis, Meranti, Siak, Kampar, Pelalawan, hingga Inhil.