PEKANBARU - Kasus malaria di Desa Kuala Selat dan beberapa desa sekitarnya di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) masih ditemukan, meski upaya penanggulangan terus dilakukan. Sebagai langkah untuk mencegah penyebaran penyakit tersebut, Tim Gabungan Dinas Kesehatan Riau dan Kabupaten Inhil menggelar kegiatan gotong royong pemberantasan sarang nyamuk di wilayah yang memiliki jumlah kasus malaria terbanyak di daerah ini.
Plh Kepala Dinas Kesehatan Riau, drg. Wan Fajriatul, melalui Penanggung Jawab Malaria, Musfardy Rustam, menjelaskan bahwa gotong royong ini melibatkan berbagai pihak. Selain tim dari Dinas Kesehatan Provinsi Riau dan Kabupaten Inhil, kegiatan ini juga melibatkan Koramil, Bhabinkamtibmas, Babinsa, kepala dusun setempat, serta warga Desa Kuala Selat.
"Kegiatan ini merupakan langkah pencegahan primer untuk mengendalikan malaria. Gotong royong ini melibatkan berbagai pihak untuk memastikan penyebaran malaria dapat segera dikendalikan," ujar Musfardy, Jumat (22/11/2024).
Dalam rangka upaya pencegahan, petugas gabungan tidak hanya fokus pada pemberantasan sarang nyamuk, tetapi juga memberikan repellent untuk mengusir nyamuk dan vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh warga. Sebanyak 1.728 dosis repellent dibagikan kepada warga, sebagai bagian dari strategi pencegahan yang lebih menyeluruh.
"Ini adalah bagian dari upaya pencegahan yang komprehensif, untuk tidak hanya mengendalikan nyamuk, tetapi juga memperkuat imunitas masyarakat dalam menghadapi penyakit malaria," tambah Musfardy.
Selain gotong royong, petugas juga melaksanakan pengambilan darah massal atau mass blood survey di Desa Kuala Selat. Dengan mendatangi rumah-rumah warga, petugas berhasil mengumpulkan 280 spesimen darah yang akan diperiksa menggunakan peralatan laboratorium khusus untuk mendeteksi adanya infeksi malaria. Langkah ini diharapkan dapat segera mengidentifikasi warga yang terinfeksi dan melakukan pengobatan lebih cepat.
Sebagai langkah pengendalian lebih lanjut, tim gabungan melakukan penyemprotan insektisida dengan daya tahan lama di rumah-rumah warga untuk membunuh nyamuk penyebab malaria. Selain itu, larvasida juga ditaburkan di kolam-kolam dan genangan air di sekitar pemukiman warga untuk membasmi jentik-jentik nyamuk yang berpotensi berkembang menjadi nyamuk dewasa.
Sebagai bagian dari upaya penanggulangan malaria, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) telah memberikan bantuan berupa kelambu, insektisida, dan bio larvasida untuk mendukung penanganan malaria di Kabupaten Inhil dan Kabupaten Rokan Hilir. Bantuan tersebut terdiri dari 500 lembar kelambu, 30 kg insektisida, dan 100 kg bio larvasida.
Hingga saat ini, total kasus malaria di Kabupaten Inhil tercatat mencapai 172 kasus, dengan 40 orang dinyatakan sembuh. Meskipun ada kemajuan dalam penanganan, Musfardy Rustam menegaskan bahwa upaya pencegahan dan pengendalian malaria harus terus dilakukan agar tidak ada lagi penyebaran penyakit tersebut.
"Harapan kami, dengan kolaborasi yang solid antara pemerintah, masyarakat, dan semua pihak terkait, malaria dapat segera dikendalikan, dan masyarakat dapat hidup sehat bebas dari malaria," ujar Musfardy.
Upaya intensif ini diharapkan akan membantu mengurangi penyebaran malaria di wilayah Inhil, khususnya di Desa Kuala Selat, serta memastikan bahwa seluruh warga terhindar dari penyakit yang membahayakan ini.