PELALAWAN - Ramai masyarakat Kabupaten Pelalawan khususnya yang warga asli negeri nya para raja di Kelurahan Pelalawan Kecamatan Pelalawan, mereka berkumpul di halaman istana kebanggaan masyarakat tempatan yang menjadi saksi sejarah kejayaan kesultanan Pelalawan tempo dulu ini.
Alasan ramainya orang hadir disana untuk melaksanakan tradisi yang sudah turun temurun. Balimau sultan, sambut Ramadhan 1444 H tahun 2023 ini. Bagi masyarakat Kabupaten Pelalawan tradisi mandi balimau merupakan kegiatan mensucikan diri menyambut datangnya bulan suci Ramadhan dimana umat Islam melaksanakan ibadah puasa.
Mandi balimau yang merupakan sebuah tradisi mandi menggunakan jeruk nipis yang berkembang dan diwariskan secara turun temurun, tradisi ini dilaksanakan beberapa hari jelang masuknya bulan suci Ramadhan di mana umat muslim akan menunaikan ibadah puasa.
Tradisi mandi balimau mengandung makna pensucian diri atas salah dan dosa yang dilakukan selama satu tahun, setelah air limau di siramkan di sekujur badan, dimaknai sebagai bersihnya hati dan diri sehingga siap dan khusuk menjalankan ibadah puasa.
Di negeri Melayu Seiya Sekata Kabupaten Pelalawan, tradisi mandi balimau menyambut bulan suci Ramadhan tidak dapat di pisahkan dari kehidupan muslim masyarakat tempatan. Ada tiga Kecamatan yang melaksanakanya dengan besar besaran, menggabungkan budaya dan nilai nilai islami dalam rangkaian kegiatan bersama Lembaga Kerapatan Adat Melayu (LKAM) dan Pemkab Pelalawan.
Pelaksanaannya dilaksanakan di Istana Sayap Kerjaan Pelalawan, masyarakat berkerumun menyaksikan prosesi kegiatan di pinggir Sungai Kampar, lokasi Mandi Balimau Sultan pada Sabtu (11/3/2023).
Biasanya, tradisi ini diiringi dengan Mandi Balimau Kasai bagi masyarakat luas, dikenal Petang Megang, setelah Sultan Pelalawan Assyaidis Syarif Kamaruddin Haroen menyiram kepala pada tetua adat ataupun kepala suku.
Balimau Sultan dimulai dari menjemput pewaris Kerajaan Pelalawan oleh sejumlah pengawal berbaju adat. Sultan kemudian diarak untuk melaksanakan salat berjemaah.
Sebelum itu, Sultan Pelalawan mengambil wudu di sebuah telaga yang dikhususkan bagi keluarga kerajaan. Tempat air ini dikenal dengan Talago Nago.
Usai salat, Sultan Pelalawan memimpin rombongan untuk berziarah ke pemakaman pendahulunya, tak jauh dari masjid. Kemudian dilanjutkan makan bersama dengan tamu undangan dan masyarakat sekitar.
Puncak acara adalah penyiraman air dari akar dan bunga dicampur jeruk nipis kepada kepala suku ataupun tokoh adat. Penyiraman ini sebagai sirat penyucian diri sebelum memasuki Ramadhan.
Setelah itu, Sultan Pelalawan memberikan pepatah-petitih berisi pesan moral dalam beragama dan bermasyarakat. Sultan mengajak masyarakat rajin berbagi antara sesama.
"Selalu beristigfar dan mengaji, perbanyaklah sedekah dan memberi, senantiasalah menghitung diri, dalam puasa jangan menyalah, serahkan diri kepada Allah, mestilah puasa membawa berkah," kata Sultan Pelalawan kepada peserta Balimau Sultan.
"Saling menghormati janganlah lupa jaga persatuan sesama kita," lanjut Sultan.
Sementara itu, Bupati Pelalawan H Zukri yang hadir berharap kegiatan ini selalu digelar sebagai pengingat bagi generasi muda. Masyarakat diminta melestarikan adat yang sudah berusia ratusan tahun ini.
Menariknya, acara mandi balimau Sultan tahun 2023 ini secara kompak para petinggi Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Pelalawan ikut sebagai prosesi yang disiram oleh Sultan Pelalawan.
Penyiram dimulai dari Kejari Pelalawan Mohammad Nasir SH, MH, selanjutnya Ketua DPRD Kabupaten Pelalawan Baharuddin SH, MH, baru Bupati Pelalawan H Zukri, dan Wakil Bupati Pelalawan Nasaruddin SH, MH dan diakhir Kapolres Pelalawan.
Balimau Sultan juga dihadiri Sekda Pelalawan, Tengku Muklis, Ketua LAMR Kabupaten Pelalawan, Herman Maskar, dan Kepala OPD dilingkungan Pemkab Pelalawan, Tokoh Masyarakat Pelalawan, Tokoh Agama Pelalawan dan Masyarakat Pelalawan.
Sebelum di mulainya ritual potang mogang di seluruh bagian wilayah Kabupaten Pelalawan, prosesi tradisi ritual ini dimulai dari tanah bersejarah, tempat berdirinya kerajaan Pelalawan Istana Sayap di Kelurahan Pelalawan yang dikenal dengan nama Mandi Balimau Sultan.
Mandi Balimau Sultan ini merupakan agenda tahunan LKAM Kabupaten Pelalawan. Acara ini dipusatkan tepat disamping Istana Sayap di tepian sungai Rasau Pelalawan.
“Sebagai mana kita ketahui bersama bahwa mandi balimau sultan ini merupakan pembuka mandi balimau diseluruh desa di kabupaten pelalawan makanya mandi balimau sultan lebih awal,” Kata Lurah Pelalawan Musa SE.
Uncak rangkaian acara mandi Balimau Sultan ini pada hari Sabtu (11/3/2023), rangkaian kegiatan di mulai dengan ziarah ke makam sultan yang berada di kawasan Masjid Hibbah Pelalawan.
Kegiatan mandi balimau juga sebagai wadah untuk bersilaturahmi antar masyarakat di Kelurahan Pelalawan, baik yang tinggal di sana maupun yang berada di perantauan. Di hari Madi Balimau itu semua nya pulang ke kampung halaman, membersihkan diri, bermaaf maafan sesame sanak family, handai taulan dan saudara se jiran.
“Kegiatan mandi balimau, untuk membersihkan diri sebelum umat muslim menjalankan ibadah puasa, kegiatan ini juga jadi ajang silaturahmi untuk saling bermaafan masyarakat. Yang di rantau pun pulang untuk mandi balimau bersama,” tukasnya.
Kegiatan mandi Balimau Sultan dibuka oleh Bupati Pelalawan H Zukri, disana acara puncak itulah masyarakat dan para petinggi negeri ini berbaur dalam satu tradisi.
Puncak acara, berbeda dari tahun sebelumnya, yang biasanya Sultan Pelalawan Assayyidis Syarif Kamaruddin Harun menyiramkan air suci perwakilan masyarakat Pelalawan. Tahun ini, Sultan Pelalawan menyiramkan air diatas kepala Bupati Pelalawan H Zukri, Wakil Bupati H Nasaruddin, Ketua DPRD Pelalawan Baruddin.
Kegiatan Mandi Balimau Potang Mogang ini adalah nilai adat dan budaya yang harus dijunjung tinggi sehingga tidak akan hilang dimakan oleh waktu. adat yang menjadi kebanggaan ini dapat dilestarikan sehingga bisa memacu tumbuh kembangnya wisata di Kabupaten Pelalawan.
Kabupaten Pelalawan menjadi destinasi wisata halal yang meliputi wisata religi, wisata alam dan event pariwisata lainnya. H Zukri berharap agar potensi wisata di Kabupaten Pelalawan tetap lestari sepanjang zaman.
“Tardisi Balimau ini harus kita lestarikan, karena ini event tahunan ini menjadi destinasi wisata religi di Pelalawan,” harapnya. (Advertorial Pemkab Pelalawan)