PEKANBARU - Temuan kasus HIV dan AIDS masih menjadi perhatian di Kota Pekanbaru. Untuk itu, Komisi Penanganan AIDS (KPA) Kota Pekanbaru bersama Sentra Abiseka Kementerian Sosial, melakukan koordinasi, agar kasus tersebut dapat menjadi tanggung jawab bersama.
Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Pekanbaru Hasan Supriyanto mengatakan, salah satu upaya strategis yang bisa dilakukan adalah untuk kerja sama dengan para pihak ataupun stakeholder terkait.
Menurutnya, bermitra dengan Sentra Abiseka adalah satu upaya strategis untuk menangani HIV dan AIDS di Kota Pekanbaru. Sentra Abiseka merupakan unit kerja Kementerian Sosial, yang salah satu wilayah kerjanya adalah Kota Pekanbaru.
Ia menyebut, bentuk kemitraan ini diawali dengan saling koordinasi melalui kunjungan Kepala Sentra Abiseka ke KPA Kota Pekanbaru dan ditindaklanjuti dengan kunjungan Sekretaris KPA Kota Pekanbaru ke Sentra Abiseka.
"Dalam dua kali kunjungan ini, pihaknya membicarakan tentang kerja sama yang dapat dilakukan dalam penanggulangan AIDS di Kota Pekanbaru khususnya dalam mendukung orang yang terinfeksi HIV," ujar Hasan, Selasa (1/10/2024).
Dikatakannya, selain Sentra Abiseka, peran serta dari para pihak atau stakeholder lain seperti tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh perempuan dan tokoh lainnya sangat diperlukan.
"Karena dengan keterlibatan para pihak diharapkan muncul kesadaran kolektif untuk secara bersama mencegah HIV dan AIDS. Partisipasi dari masyarakat luas juga sangat diperlukan. Upaya koordinasi dengan para pihak yang menjadi pelaksana program juga akan dioptimalkan sesuai tugasnya," katanya.
Sementara itu, Kepala Sentra Abiseka Ema Widiati menjelaskan, salah satu upaya yang dilakukan dan dapat dikerjasamakan dalam penanggulangan AIDS adalah dukungan terhadap orang yang sudah terinfeksi HIV.
Menurutnya, dukungan tersebut dapat berupa akses kesehatan maupun rehabilitasi sosial. Melalui program Asistensi Rehabilitasi Sosial (Atensi) di Sentra Abiseka, dapat diberikan dukungan pemenuhan hidup layak, terapi, pelatihan vokasional dan dukungan pengembangan usaha untuk orang yang terinfeksi HIV sesuai kebutuhan masing-masing.
"Dukungan tersebut dapat diberikan setelah melalui asesmen. Melalui asesmen ini akan diidentifikasi kebutuhan masing-masing calon penerima manfaat termasuk orang yang terinfeksi HIV sesuai dengan minat, bakat, kapasitas, dan komitmennya," katanya.
Ia menilai, kebutuhan calon penerima manfaat bisa sama tetapi bisa juga berbeda tergantung hasil asesmen yang dilakukan.
Di sisi lain, dirinya menyebut bahwa Sentra Abiseka dapat bekerjasama dalam pelatihan vokasional seperti menjahit, barista, otomotif, barbershop, ecoprint, dan keterampilan lainnya. Upaya pelatihan vokasional ini selanjutnya diharapkan dapat menjadi bekal bagi orang yang terinfeksi HIV dan AIDS dalam pengembangan usaha ke depan.**